Pilot Project Teknologi Wolbachia akan menjadi pemberantas DBD/Dengeu dikota Semarang.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARSmelakukan pembukaan Pertemuan Koordinasi Pilot Project Teknologi Wolbachia dikota Semarang yang didampingi oleh Waliokta Semarang yaitu Dr. Hendar Priyadi SE. MM menjalin Kerjasama untuk sama-sama ingin mensukseskan Program Pilot Project Teknologi Wolbachia untuk memberantas DBD/Dengeu yang berada dikota Semarang. Pertemuan Koordinasi juga dihadiri oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, M.P.H.M. , Tim Kerja Dit. P2PM, Prof. dr. Adi Utarini, MSc, MPH, PhD wakil ketua dalam Pilot Project Teknologi Wolbachia, Perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Kasus Dengue yang tidak tertangani dapat memicu terjadinya kejadian luar biasa (KLB), dengue berat, bahkan kematian. Di Indonesia pada tahun 2022 Jumlah kumulatif kasus Dengue di Indonesia sampai dengan Minggu ke-38 (Sampai 28 September 2022) adalah sebanyak  93.203 kasus dengan kematian sejumlah 849 kasus (IR: 33,91/100.000) penduduk dan  CFR: 0,91%.  Lima Kab./Kota dengan kasus tertinggi: Kota Bandung, Kab. Bandung, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kab. Sumedang. Kasus Dengue/DBD tersebut tersebar di 464 kabupaten/kota di 34 provinsi. Kematian Dengue tersebar di 226 kabupaten/kota di 32 provinsi.

Dalam Pertemuan Koordinasi Pilot Project Teknologi Wolbachia Dirjen P2P menjelaskan Program tersebut adalah program yang diinstruksi oleh Kemenkes RI, dengan penerapan teknologi Wolbachia saat ini adalah dengan terbitnya Kepmenkes nomor 1341 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue, sebagai langkah awal untuk kegiatan ini akan dilaksanakan pada 5 kota yaitu Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Bontang dan Kota Kupang. Maka dari itu Kota Semarang Menjadi salah satu Project tersebut.

Untuk mewujudkan keberhasilan pilot project teknologi Wolbachia ini diperlukan komitmen kepala daerah dengan seluruh lintas sektor dan lintas program  terkait agar pilot project bisa berjalan dengan baik dan bisa diterima oleh masyarakat, dan saya percaya walikota semarang memilik komitmen yang tinggi untuk mewujudkan terlaksana pilot project ini. Pelaksanaan pilot project ini akan dimulai terlebih dahulu di kota semarang dengan melihat kesiapan telur Wolbachia yang tersedia saat ini kurang lebih sebanyak 4 juta telur yang ada di UGM, sedangkan tahapan selajutnya untuk kota lainnya akana dilakukan sering dengan pengembangan produksi telur di BVRP Salatiga, Total kebutuhan telur untuk 5 kota pilot project kurang lebih 20 juta telur per minggu. 

“Dengan adanya Pertemuan Koordinator ini berharap banyak hal yang dapat di peroleh guna mematangkan tahap awal Pilot Project ini yang dimulai dari Kota Semarang” unjar, dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS.(Iwn/CRP)

Kementerian Kesehatan tidak menerima suap dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun. Jika terdapat potensi suap atau gratifikasi silahkan laporkan melalui HALO KEMENKES 1500567 dan https://wbs.kemkes.go.id

Berita Terkait lainnya >

Posting Terbaru >