Pada Penutupan Rakontek P2P 2019, Dirjen P2P Apresiasi Seluruh Jajaran Kesehatan di Daerah

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, pada Kamis malam (28/2) menutup secara resmi Rapat Koordinasi Teknis Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) atau Rakontek P2P Tahun 2019 yang diselenggarakan di ICE-BSD Tangerang.

Dalam sambutannya, Dirjen P2P, dr. Anung menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kesungguhan dan ketekunan para peserta dalam mengikuti Rakontek P2P, serta apresiasi kepada Panitia dan semua pihak yang telah menyelenggarakan Rakontek ini dengan sukses dan  dilengkapi dengan kegiatan peregangan dan senam serta dengan cara menghidangkan makanan yang sehat, diawali dengan sayuran, lauk dan diakhiri dengan nasi. Terima kasih juga disampaikan dr. Anung kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan pameran P2P dan memberikan pelayanan Posbindu PTM, pelayanan Mobile Mental Health Services, dan pelayanan deteksi HIV dan Hepatitis B.

Selama empat hari Rakontek P2P berlangsung  kita  telah membahas berbagai upaya untuk mencapai Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) agar seluruh penduduk Indonesia dapat  menjangkau pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit dan pelayanan kesehatan lainnya yang komprehensif dan bermutu, melalui upaya promotif, preventif, deteksi dini, kuratif, rehabilitatif  dan paliatif  tanpa hambatan biaya, sebagai bagian dari upaya mencapai   tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tahun 2030 agar semua orang dapat  menikmati hasil pembangunan berkelanjutan (no one is left behind), kata dr. Anung.

Selain itu, kata dr. Anung kita juga telah membahas upaya-upaya meningkatkan kinerja dan capaian semua indikator pembangunan kesehatan, termasuk semua indikator pencegahan dan pengendalian penyakit,  melalui sinergisme, integrasi dan kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, jajaran lintas sektor, bersama  seluruh lapisan masyarakat, termasuk organisasi masyarakat, organisasi profesi,  kalangan swasta dan dunia usaha.

Sesuai arahan Ibu Menkes dan kesepakatan Rakontek ini, kegiatan-kegiatan yang dibahas dalam Rakerkesnas 2019 telah dikonsolidasikan dalam Rakontek ini dalam bentuk Rencana Aksi Daerah yang akan  dijabarkan lagi dalam Rakontek dan Rakerkesda provinsi, Dengan demikian,  semua kegiatan P2P dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Kita telah sepakat bahwa kegiatan-kegiatan yang direncanakan akan menggunakankan anggaran yang sudah dialokasikan untuk tahun anggaran  2019. Dengan demikian, sasaran-sasaran program Pembangunan Kesehatan yang kita prioritaskan benar-benar dapat tercapai lebih cepat.

Lebih lanjut dr. Anung juga turut mengapresiasi kepada segenap jajaran kesehatan di daerah,  baik jajaran Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah Sakit Jiwa / RSUD dengan Unggulan Kesehatan Jiwa, KKP dan B/BTKLPP yang telah mengimplementasikan sinergitas lintas program, lintas sektor dan lintas kementerian/lembaga. Sinergitas ini hendaknya merupakan komitmen yang ditindaklanjuti dengan aksi nyata di lapangan dan didukung oleh jejaring kemitraan. Dalam Rakontek ini kita juga mencatat inovasi yang dilaksanakan jajaran kesehatan di Daerah, antara lain : 1) inovasi Dinkes Provinsi Kalteng dalam implementasi pendekatan PIS-PK  untuk optimalisasi capaian Indeks Keluarga Sehat; 2) penjaringan kasus gangguan jiwa di masyarakat yang dilakukan di DKI Jakarta juntuk mendapatkan hasil skrining yang efektif; 3) Upaya triple elimination HIV, Hepatitis dan Sifilis yang dilaksanakan di Kabupaten Sinjai  melalui kegiatan skrining dan dukungan regulasi daerah jaminan mendapatkan yankes standar untuk kasus penyakit menular TB dan HIV yang ditemukan; 4) pemanfaatan kohort data SKDR untuk memantau risiko, dan pemanfaatan teknologi google map sebagai tool pemantauan jentik di Provinsi Banten; 5) mengoptimalkan capaian cakupan MR hingga 97,9% melalui pendekatan tokoh kepala daerah Gubernur dan Ibu Gubernur di Provinsi Gorontalo; 6)Pemanfaatan media oleh  B/BTKLPP Jakarta yang bermitra dengan Dinkes DKI Jakarta untuk pengendalian malaria, filariasis, leptospirosis dan difteri; 7) pendekatan risiko surveilans ketat Pintu Masuk Negara dengan melakukan penguatan imunisasi oleh KKP Jayapura  untuk cegah tangkal penularan polio dari negara tetangga  PNG.

“Saya menilai bahwa pembahasan dalam side event forum juga sangat menarik. Antara lain  adalah pembahasan yang komprehensif dan mendalam tentang : 1) Eliminasi TBC, (2) KLB  kasus Polio yang terkait dengan virus derived polio vaccine, (3) Peran RS Jiwa dalam Implementasi SPM dan PIS-PK, dan (4) Tatakelola program, aspek teknis, dan manajemen, ungkap dr. Anung

Dari pembahasan dalam Rakontek ini, kata dr. Anung kita menyadari bahwa masih banyak hal yang perlu kita perhatikan dan kerjakan dengan sungguh-sungguh untuk membenahi berbagai tantangan, dan hambatan yang kita hadapi. Tantangan-tantangan ini muncul di  sisi internal jajaran kesehatan pada tataran provinsi, kabupaten/kota, RSUD dan Puskesmas, dan dari sisi eksternal antara lain Rumah Sakit Swasta, jajaran Pemerintah Kabupaten/Kota beserta perangkat OPD. Di tingkat Kementerian Kesehatan, kita juga  harus berupaya untuk  membenahi regulasi dan memenuhi ketersediaan logistik untuk mendukung operasionalisasi kegiatan P2P di tataran daerah.

“Saya bersyukur, karena  di sela-sela Rakontek ini saya dapat berdialog dengan para Direktur Rumah Sakit Vertikal dan Provinsi yang hadir dalam Rakontek ini. Dalam dialog tersebut, kita telah membahas berbagai permasalahan yang dihadapi berseta  solusinya. Saya berharap komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak terkait di jajaran Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota dengan jajaran Ditjen P2P Pusat  akan semakin intensif. Dengan demikian, berbagai permasalahan dapat kita carikan solusinya segera. Selanjutnya, harapan saya yang terbesar adalah agar hasil dari pertemuan ini dapat ditindaklajuti dengan sebaik-baiknya di Daerah,”ujar dr. Anung di akhir sambutannya.

Sebagai tanda apresiasi kepada seluruh jajaran kesehatan di daerah, Dirjen P2P, dr. Anung memberikan penghargaan, antara lain : 1) Penghargaan Eliminasi Kusta diberikan kepada perwakilan Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau,  Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Kep. Riau, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah; 2) Penghargaan dari Dirjen P2P Satker  P2PTVZ Kemenkes :  a) Kategori Provinsi dengan serapan dekon kegiatan satker p2ptvz tertinggi 2018 : Provinsi Papua Barat, b) Kategori Provinsi dengan laporan POPM Filariasis diseluruh kabupaten/kota secara cepat, lengkap dengan cakupan sebanyak lebih dari 65% : Provinsi Papua Barat, c) Kategori Provinsi dengan cakupan  POPM kecacingan tertinggi diseluruh kabupaten/kota : Provinsi Bali, d) Kategori Daerah dengan inovasi pelaksanaan pencegahan dan pengendalian Schistosomiasis : Kabupaten Poso  Provinsi Sulawesi Tengah, e) Kategori Provinsi dengan presentase ppt tertinggi tahun 2018:  Provinsi Banten, Lampung, dan Bangka Belitung, f) Kategori Provinsi dengan kinerja program malaria terbaik tahun 2018 (Juara 1 : Gorontalo, Juara 2 : Sulawesi Barat , Juara 3 : Riau), g) Kategori Provinsi pelibatan lintas sektor secara masif dan terstruktur dalam mendukung Eliminasi Malaria : Provinsi Kalimantan Tengah, h) Kategori Provinsi yang telah melaksanakan pengendalian Rabies melalui pendekatan one Health : Provinsi Bali, i) Kategori yang paling aktif mengirimkan laporan terkait Zoonosis : Provinsi Jawa Tengah, j) Kategori Provinsi yang berhasil menurunkan angka kematian akibat Leptospirosis : DKI Jakarta, k) Kategori Provinsi dengan pemanfaatan IT dalam pengendalian DBD : DKI Jakarta, l) Kategori provinsi yang sudah melaksanakan gerakan 1 rumah 1 jumantik  (Juara 1 : Bangka Belitung, Juara 2 : Kepulauan Riau, Juara 3 : Sumatera Selatan), m) Kategori dengan serapan dana satker p2ptvz tertinggi di tahun 2018 dengan kriteria 98,48% : KKP Bitung, n) Kategori dengan serapan dana satker p2ptvz tertinggi tahun 2018 dengan kriteria 97,91% : BBTKLPP Surabaya, o) Kategori dengan proses penyelesaian hibah terbaik satker p2ptvz tahun 2018 : Provinsi Bengkulu; 3) Kategori dengan prestasi penerbitan dokumen karantina kesehatan online terbaik pada tahun 2018 : KKP Tanjung Priok; 4) Kategori presentasi kabupaten/kota terbanyak yang merespon alert lebih dari 80% pada tahun 2018 : Provinsi Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jambi, DIY, Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, Jawa Tengah; 5) Kategori Tim Gerak Cepat (TGC) rencana kontigensi dan melaksanakan Simulasi : Provinsi Banten; 6) Kategori dengan cakupan IDL terbaik tahun 2018 : Provinsi DKI Jakarta; 7) Lomba poster terbaik : Provinsi Jawa Barat dan; 8)Lomba Senam : a) Kategori Provinsi Terkompak : Jawa Timur; b) Kategori Provinsi Terfavorit : Gorontalo, c) Kategori Provinsi (Juara 3 : Provinsi Sulawesi Selatan, Juara 2 : Nusa Tenggara Timur; dan Juara 1 : Maluku Utara).

Kementerian Kesehatan tidak menerima suap dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun. Jika terdapat potensi suap atau gratifikasi silahkan laporkan melalui HALO KEMENKES 1500567 dan https://wbs.kemkes.go.id

Berita Terkait lainnya >

Posting Terbaru >