Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa

Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati pada 24 Maret setiap tahunnya. Hari ini dijadikan momentum untuk meningkatkan kesadaran akan epidemi global tuberkulosis (TB). Hari TB Sedunia juga diperingati sebagai salah satu upaya untuk mengeliminasi penyakit yang menyerang paru-paru tersebut. Tahun ini, peringatan tersebut mengambil tema tingkat Global adalah “Invest to End TB” sedangkan di Indonesia masih sejalan dengan slogan aksi Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC), dengan tema nasional “Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa”.

Terdapat 3 (tiga) subtema yakni, pertama “Periksa TBC Sekarang Demi Masa Depan Lebih Sehat” yang berfokus pada pemeriksaan dan penemuan kasus, kedua “Cegah TBC dengan Pemberian Terapi Pencegahan TBC” yang berfokus pada pemberian terapi pencegahan dan ketiga yaitu “Satukan Tekad, Perkuat Inovasi, untuk Eliminasi TBC” yang berfokus kepada keterlibatan lintas sektor dalam penanggulangan TBC. Investasi untuk mengakhiri TBC secara finansial untuk pembiayaan program sangat penting untuk diperhatikan, namun investasi dalam bentuk lain seperti kerja keras, komitmen, tekad, energi, waktu, untuk penanggulangan TBC sama pentingnya dengan investasi finansial. Diharapkan semua stakeholder tergerak dan menyadari pentingnya investasi sekecil apapun untuk menanggulangi TBC.Dalam sambutannya Dirjen P2P menyampaikan bahwa “TBC adalah urusan semua pihak. Artinya Kementerian Kesehatan tidak bekerja sendiri untuk mengeliminasi TBC” ujarnya. Selain itu Perpres nomor 67 tahun 2021 untuk meningkatkan akses layanan TB yang bermutu dengan melibatkan lintas program dan sektor, memperkuat jejaring internal dan eksternal layanan TBC di fasyankes, serta pelibatan sektor swasta.Kita perlu melakukan inovasi dalam penanggulangan TBC dengan mengambil peluang dari investasi COVID-19 di fasilitas kesehatan untuk layanan TBC. dan menerapkan 3T COVID-19 untuk testing, tracing, dan treatment TBC di masyarakat. Selain itu.kita perlu menciptakan inovasi dengan teknologi, dan melakukan implementasi skala besar TBC melalui transformasi digital yang cepat dan adaptif. Adanya Perpres ini dapat mendorong dan mempercepat dukungan multi-stakeholder yang lebih luas dari tingkat pusat hingga kabupaten/ kota. Investasi untuk TBC bukan hanya investasi finansial tetapi juga waktu, tenaga, pikiran, dan semangat ke dalam satu tujuan yaitu mencapai eliminasi TBC tahun 2030.


Acara yang menghadirkan berbagai Narasumber yang di selenggarakan di Hotel Ayana Jakarta ini salah satunya menghadirkan Bapak Agus Rachmanto selaku Deputy Chief DTO Kemenkes RI yang menyampaikan rencana pengembangan monitoring TB dan pemanfaatan aplikasi citizen health Apps untuk pasien yang mengadaptasi dari alikasi Peduli Lindungi sehinggan pasien TB dapat memperoleh berbagai manfaat di antaranya adalah monitoring kepatuhan minum obat dan pengingat jadwal minum obat, tes sputum, dan lain sebagainya. (ssh)

Kementerian Kesehatan tidak menerima suap dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun. Jika terdapat potensi suap atau gratifikasi silahkan laporkan melalui HALO KEMENKES 1500567 dan https://wbs.kemkes.go.id

Berita Terkait lainnya >

Posting Terbaru >