Hepatitis Can’t Wait

Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan Riskesdas, 2013 Prevalensi Virus Hepatitis B di Indonesia berkisar 7,1% (sekitar 18 juta) dan Virus Hepatitis C berkisar 1,01% (sekitar 2,5 juta). Virus ini sangat infeksius, terutama Hepatitis B dan C yang dapat menyebabkan sirosis Hati, dan kanker hati dan bahkan kematian. Indonesia merupakan salah satu negara yang memprakarsai agar Hepatitis menjadi perhatian dunia yang disampaikan dalam sidang Majelis Kesehatan Dunia atau World Health Assembly (WHA) ke-63 tahun 2010 dimana berbuah suatu resolusi yang menyerukan agar semua negara di dunia melakukan Penanggulangan Hepatitis secara komprehensif, mulai dari pencegahan sampai pengobatan. Resolusi itu sekaligus menetapkan World Hepatitis Day atau Hari Hepatitis Dunia yang diperingati setiap tanggal 28 Juli, dimana dijadikan momentum untuk meningkatkan perhatian, kepedulian masyarakat terhadap masalah Virus Hepatitis di dunia dan di Indonesia.

Masih dalam rangka rangkaian kegiatan Hari Hepatitis Sedunia ke-13, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan telah melakukan Deteksi dini dan Seminar Hepatitis di Kota Bandung (16/8) yang dilakukan secara daring dan luring dengan 300 peserta yang terdiri dari tenaga kesehatan di puskesmas dan Kab/Kota se Jawa Barat.  

Kegiatan resmi dibuka oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS secara daring. Turut hadir dalam kegiatan, yaitu Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K), M.Kes, MMRS, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara, Direktur Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Direktur RSUD Kota Bandung Ujung Berung, Organisasi Profesi seperti PPHI, IDI, IBI, PPNI dan lainnya.

Sejalan dengan tema Global “Bringing Care Closer to You – Hepatitis Can’t Wait” dan tema Nasional yaitu “Mendekatkan Akses Pengobatan Hepatitis Karena Hepatitis Tidak Dapat Menunggu’’. Kementerian Kesehatan dan seluruh Dinas Kesehatan beserta jajarannya memprioritaskan program pengendalian Virus Hepatitis pada upaya pencegahan, pemutusan rantai penularan dan deteksi dini, tanpa mengurangi upaya pengobatannya. Adapun program pengendalian yang dilakukan adalah meningkatkan upaya promosi kesehatan, upaya pencegahan dengan Imunisasi bagi semua bayi yang lahir di Indonesia.

Dirjen menyampaikan bahwa sejak tahun 2017 program Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir harus dilakukan saat bayi usia <24 jam dan dilanjutkan dengan imunisasi rutin HB1 pada usia 2 bulan, HB2 pada usia 3 bulan dan HB3 pada usia 4 bulan.  Kegiatan deteksi dini Hepatitis B (DDHB) pada Ibu Hamil, dan memberikan Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) <24 jam pada bayi lahir dari ibu yang reaktif Hepatitis B yang diharapkan bisa memutuskan penularan Virus Hepatitis B dari ibu ke anak sampai dengan 95%. Untuk hepatitis C sendiri saat ini sudah tersedia obat antivirus yang dapat menyembuhkan lebih dari 95% orang dengan infeksi hepatitis C yaitu dengan pengobatan Direct Acting Antiviral (DAA) yang diberikan secara oral dimana saat ini bisa diakses di 51 Rumah Sakit yang tersebar di 25 Provinsi.

Dirjen mengajak semua peserta untuk selalu menerapkan PHBS, melakukan pemeriksaan Hepatitis B pada Ibu hamil, pemberian Imunisasi lengkap pada bayi, deteksi dini kasus hepatitis, segera menangani infeksi hepatitis dengan melakukan tatalaksana atau pengobatan secara tepat sesuai anjuran dokter hingga sembuh dan virus terkontrol sehingga tidak menularkan ke orang lain.

“Mari Kita bersama-sama lakukan upaya pencegahan dan pengendalian secara dini dan tepat sehingga hepatitis dapat dieliminasi” tambahnya. Dirjen berharap kegiatan ini dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan menciptakan kualitas hidup yang sebaik-baiknya, serta memberikan apresiasi bagi seluruh peserta yang hadir baik luring dan daring. “Keikut sertaan Saudara merupakan bukti komitmen dan dukungan pada suksesnya upaya  pengendalian Hepatitis di Indonesia” tambahnya.  

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Ridwan Kamil, juga menggencarkan PELITA HATI untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit hepatitis khususnya pada anak di Bandung, yaitu dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Imunisasi, Temukan, Tangani, dan Hilangkan Hepatitisnya. “TP PKK Provinsi Jabar siap berkolaborasi dengan PKK diseluruh Indonesia untuk terus mengedukasi masyarakat, khususnya para Ibu” tegas Atalia.

Kementerian Kesehatan tidak menerima suap dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun. Jika terdapat potensi suap atau gratifikasi silahkan laporkan melalui HALO KEMENKES 1500567 dan https://wbs.kemkes.go.id

Berita Terkait lainnya >

Posting Terbaru >