Jakarta, 21 Agustus 2024 — Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi menandatangani komitmen pelaksanaan program eliminasi Tuberkulosis (TB) dengan PT Fujifilm Indonesia. Acara yang berlangsung pada hari ini menjadi langkah konkret dalam upaya percepatan menuju Indonesia bebas TB pada tahun 2030. Acara penandatanganan yang digelar di Jakarta ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, CEO Fujifilm Holdings Corporation, Teiichi Goto, dan President Director PT Fujifilm Indonesia, Masato Yamamoto. Serta perwakilan dari berbagai pihak terkait.
Dalam laporan yang disampaikan oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr. Yudhi Pramono, MARS, diungkapkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam menurunkan angka kejadian TB. Tingginya beban kasus TB serta kesenjangan antara cakupan deteksi kasus dengan target penemuan per tahun menjadi perhatian utama.”Sebagai upaya percepatan menuju eliminasi TB tahun 2030, diperlukan intervensi kunci, salah satunya adalah skrining pada kelompok dengan risiko tinggi dan memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat yang selama ini tidak terdeteksi,” ujar dr. Yudhi.
Ia juga menjelaskan bahwa rekomendasi dari Joint External Monitoring Mission TB (JEMM) 2022 menunjukkan bahwa penemuan kasus TB secara aktif pada populasi berisiko tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan X-Ray sebagai alat skrining yang lebih sensitif. Selain itu, penemuan kasus melalui pemeriksaan radiografi toraks dapat diintegrasikan untuk mendeteksi Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) sehingga bisa diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).
Sebagai bagian dari komitmen bersama, Kementerian Kesehatan telah mendistribusikan alat Portable X-Ray produksi Fujifilm FDR Xair/XD2000 ke beberapa wilayah di Indonesia. Hingga saat ini, telah dilakukan distribusi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, 25 unit Portable X-Ray telah disebarkan di 9 provinsi, sementara pada tahap kedua, 10 unit tambahan telah didistribusikan ke 10 provinsi lainnya. Alat ini dinilai praktis dan aman digunakan karena intensitas radiasi yang lebih rendah, serta mudah dipindahkan ke berbagai lokasi untuk melakukan skrining aktif (Active Case Finding) TB di komunitas.
Pada kesempatan ini, dr. Yudhi juga mengumumkan rencana pengadaan tambahan Portable X-Ray dari berbagai sumber pendanaan, termasuk hibah dari Uni Emirat Arab, GFTB melalui UNDP, dan USAID. Diharapkan dengan semakin luasnya distribusi alat ini, penemuan kasus TB di Indonesia dapat lebih ditingkatkan, mendekatkan negara ini pada target eliminasi TB.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan kepada kita dalam menyukseskan penanggulangan TB untuk mewujudkan Indonesia bebas TB,” tutup dr. Yudhi dalam laporannya.
Acara ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam upaya memerangi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. Dengan sinergi yang kuat antara Kementerian Kesehatan dan PT Fujifilm Indonesia, diharapkan Indonesia dapat mencapai target eliminasi TB sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. (SSH)