WHO Lakukan Kunjungan Ke Puskesmas Kramat Jati dan Setiabudi Jakarta untuk Mengetahui Penangan TB di Indonesia

Dalam rangka Field Visit 14th Global Meeting on Public Private Mix (PPM) for Tuberculosis Prevention and Care. World Health Organization (WHO) melakukan kunjungan ke beberapa Puskesmas di Jakarta pada tanggal 17 dan 19 Juli 2019. Puskesmas tersebut antara lain Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta dan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta.

Kunjungan tersebut adalah untuk meninjau penanganan penyakit Tuberkulosis (TB) dan mengetahui perkembangan implementasi PPM TB di Jakarta.

Dalam kunjungannya WHO ke Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta pada (17/7/2019), Camat Kramat Jati Eka Darmawan mengatakan bahwa tim WHO yang tiba di Puskesmas sekira pukul 08.48 WIB itu sebagai bentuk keseriusan pemerintah Indonesia dalam menangani TB.

Eka menuturkan, di tahun 2018 jajaran Puskesmas Kecamatan Kramat Jati berhasil mengidentifikasi lebih dari 3.000 kasus TB. Identifikasi itu merupakan bagian dari penanganan kasus TB dengan tujuan akhir pasien dapat sembuh atau dalam lingkup nasional Indonesia bebas TB tahun 2030.

“Upaya tentunya tidak lepas dari kerja sama lintas sektor. Di Kecamatan Kramat Jati ada delapan rumah sakit yang menerapkan treatment TB,” ujarnya.

Selain delapan RS, tercatat ada 24 Klinik di wilayah Kramat Jati yang ketika berhasil mengidentifikasi TB segera melapor ke Puskesmas guna segera ditangani. Ada pula 60 kader juru pemantau batuk (Jumantuk) yang merupakan warga dan bertugas mensosialisasikan bahaya TB secara langsung ke warga.

“Ada 7 sekolah yang komitmen dengan kita untuk membentuk kader TB 350 siswa. Ini keterlibatan pihak sekolah dalam penanganan TB,” tuturnya.

Sedangkan pada kunjungan WHO ke Puskesmas Setiabudi Jakarta pada (19/7/2019). Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Komarunisa menginformasikan kepada tim WHO mengenai mekanisme jejaring internal dan eksternal tuberkulosis yang diterapkan oleh Puskesmas Kecamatan Setiabudi.

Sementara itu, sejumlah peserta dan tim WHO memberikan beragam tanggapan positif. Salah satunya Allan Fabela dari Filipina yang menyebut fasilitas dan aktivitas di Puskesmas Setiabudi telah terorganisasi dengan sangat baik.

Peserta lainnya, Khawaja Haeed Ahmaij dari Pakistan mengaku terkesan dengan sambutan yang diberikan. Menurutnya, upaya yang dilakukan oleh Puskesmas Setiabudi di bidang PPM mampu memberikan informasi pencegahan dini TB yang signifikan, yaitu dengan cara berkolaborasi dengan masyarakat setempat.

Untuk diketahui, Puskesmas Kecamatan Setiabudi telah membentuk sistem sosialisasi dan edukasi mengenai Tuberkulosis yang berkolaborasi dengan kader PKK, Posyandu dan para pemangku lingkungan melalui pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Tuberkulosis Setiabudi (KMP TB).

Kementerian Kesehatan tidak menerima suap dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun. Jika terdapat potensi suap atau gratifikasi silahkan laporkan melalui HALO KEMENKES 1500567 dan https://wbs.kemkes.go.id

Berita Terkait lainnya >

Posting Terbaru >