Sejumlah Poin Kesepakatan Dihasilkan Guna Mempercepat Pencapaian Target Nasional Program HIV PIMS, Tuberkulosis, dan Malaria Tahun 2023

Tantangan dalam program penanggulangan program AIDS, TBC, dan Malaria masih sangatlah besar. Namun kita juga berhasil membuat progress-progress dalam meningkatkan cakupan dan akses masyarakat pada pelayanan AIDS, TBC, dan Malaria. Di mana terjadi penurunan infeksi baru HIV, penurunan kematian yang berhubungan AIDS, dan kita berharap untuk tidak ada lagi stigma dan diskriminasi akibat HIV AIDS dan PIMS.

Demikian disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Menular Langung (P2PML) Ditjen P2P Kemenkes RI dr. Imran Pambudi, M.P.H.M dalam sambutannya saat menutup Pertemuan Nasional Program HIV PIMS, Tuberkulosis, dan Malaria Tahun 2023, pada (3/1) yang diselenggarakan di The Sultan Hotel & Residence Jakarta.

Lanjut Direktur Imran mengatakan untuk Program TBC sendiri terdapat peningkatan penemuan kasus TBC sebesar 74% dari 969.000 estimasi insiden TBC setelah masa pandemic Covid-19 bahkan dibandingkan dengan penemuan kasus TBC tahun 2019.

Sedangkan dalam Pengendalian Malaria, beliau sangat bersyukur karena telah mencapai target eliminasi malaria sebanyak 372 Kabupaten/Kota dari 365 Kabupaten/Kota yang ditargetkan pada tahun 2022.

“Saya sampaikan apresiasi, karena keberhasilan ini dicapai berkat kerja-keras, kerja-cerdas dan kerja-ikhlas dari seluruh jajaran Pemda Provinsi, Kabupaten/Kota bersama seluruh lapisan masyarakat,” ujar Direktur Imran dikesempatannya.

Untuk itu, Direktur Imran meminta agar poin-poin yang dihasilkan dari pertemuan selama empat hari ini dapat segera ditindak lanjuti bersama, diantaranya Pertama, untuk program HIV PIMS perlu adanya upaya untuk penemuan ODHIV baru bersama komunitas, perluasan layanan PDP, peningkatan layanan Puskesmas Extra hour, layanan Community Base Clinic (CBC), serta mobile clinic yang ada pada tahun 2023.

Selain itu, perlu adanya peningkatan pencapaian tes viral load menjadi 70% dari ODHIV on ARV, peningkatan skrining TBC pada semua ODHIV diikuti dengan pemberian pencegahan TBC pada ODHIV, pelibatan multi sektoral baik lintas progam, sektor dan komunitas, komitmen daerah dalam penyerapan dan pelaksanaan dana Hibah GF Komponen AIDS Tahun 2023 sebesar 90% dari alokasi dana, dan penguatan integrasi program malaria dan gizi KIA dalam upaya pencegahan penularan pada ibu hamil ke bayi (PPIA).

Kedua, untuk program Tuberkulosis perlu meningkatkan penemuan kasus TBC (16.700 kasus per minggu) untuk mencapai 90% target penemuan kasus tahun 2023 serta mengoptimalkan penggunaan SITB di seluruh fasyankes seiring dengan peningkatan konektivitas SITB dengan aplikasi lainnya.

Kemudian melakukan investigasi kontak pada kontak serumah dan kontak erat serta skrining TBC pada populasi berisiko sebagai upaya perluasan penemuan kasus TBC, perluasan cakupan pemberian TPT pada seluruh kelompok sasaran TPT, menyepakati target penemuan kasus TBC 2023 di kabupaten/kota dan fasyankes, mempererat kerja sama dengan mitra pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan TBC khususnya komunitas dan organisasi profesi, menjamin ketersediaan obat dan logistik secara berkelanjutan baik logistik OAT maupun Non-OAT, percepatan pelaksanaan dan penyerapan anggaran kegiatan bersumber dana The Global Fund Komponen TBC, dan gunakan momen TB day untuk kampanye yang lebih efekif dengan menggunakan cara-cara baru yang lebih segar dengan moto “Yes, We can End TB”.

Ketiga, untuk program Malaria perlu mengupayakan ketersediaan obat dan RDT untuk percepatan target eliminasi malaria, menggunakan angka estimasi pemeriksaan dan kasus malaria yang telah dihitung oleh WHO sebagai acuan dalam penemuan dan penatalaksanaan kasus malaria, serta mengidentifikasi lokus implementasi MDA (Mass Drug Administration) dan kegiatan pengendalian vektor terpadu secara intensif.

Selanjutnya memperkuat pelaksanaan surveilans vektor malaria sebagai dasar kegiatan pengendalian malaria, mengintensifkan kegiatan pengendalian malaria pada populasi khusus (Mobile Migrant Population) termasuk didalamnya perambah hutan, penambang, TNI, Polri, dan suku adat terpencil dalam upaya percepatan penurunan kasus di daerah fokus dan mencegah penularan kembali di daerah bebas malaria. Memperkuat koordinasi lintas batas wilayah negara, provinsi, dan kabupaten/kota untuk mendukung kegiatan surveilans migrasi, dan penguatan integrasi program malaria dan gizi KIA dalam upaya pencegahan penularan pada ibu hamil dan balita yang perlu kita tindak lanjuti bersama-sama.

“Saya berharap melalui pertemuan ini dapat memperkuat kekompakkan ditingkat pusat dan daerah juga mitra pembangun, dan menjadikan hasil evaluasi, analisis masalah, dan identifikasi tantangan program sebagai bahan perbaikan program, serta pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pertemuan nasional ini dapat semakin memperkuat sikap mental, kerja sama, dan kompetensi guna mempercepat pencapaian target nasional program HIV PIMS, Tuberkulosis, dan Malaria,” ujar Direktur Imran diakhir sambutan penutupannya. (ADT/SSH)

Kementerian Kesehatan tidak menerima suap dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun. Jika terdapat potensi suap atau gratifikasi silahkan laporkan melalui HALO KEMENKES 1500567 dan https://wbs.kemkes.go.id

Berita Terkait lainnya >

Posting Terbaru >