Penutupan Rakontek Ditjen P2P 2020 Hasilkan Beberapa Point Penting Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Rapat Koordinasi Teknis atau Rakontek Direktorat Jenderal P2P Kemenkes RI Tahun 2020 resmi ditutup oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, pada Kamis malam (27/2) di Jakarta. Rakontek 2020 yang dilaksanakan di Jakarta mulai dari tanggal 24 – 28 Februari 2020 mengambil tema “Promotif dan Preventif dalam Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)”.

Sejumlah point telah dihasilkan dari Rakontek Ditjen P2P Tahun 2020, kata Sekretaris Ditjen P2P, dr. Achmad Yurianto dalam laporannya, antara lain yaitu Pertama, keberhasilan Kabupaten Malinau yang mendapatkan anggaran Dana Desa dilakukan dengan mengawal proses perencanaan dari Musrenbang tingkat Desa, Kecamatan dan seterusnya; Kedua, pencapaian target SPM Kabupaten Banggai didukung oleh kerjasama yang baik dengan Lintas Sektor termasuk universitas dan komitment pimpinan daerah. Dimana daerah perlu membentuk tim dan penetapan target dan lain-lain sesuai regulasi; Ketiga, perencanaan dalam RPJM kedepan diarahakan dengan pendekatan lintas sektor dan program dengan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh pengembangan inovasi dan pemanfaatan teknologi; Keempat, dalam pencapaian program dibutuhkan dukungan SDM sesuai dengan Jabatan fungsional, pemenuhan jabatan fungsional di P2P dapat diisi oleh semua Jabfung dengan terlebih dahulu mengusulkan melalui ABK; Kelima, intergrasi program Kesehatan masyarakat dalam mendukung program P2P yang dilakukan melalui integrasi pembudayaan germas, sinkronisasi penganggaran dan kegiatan program serta integrasi kegiatan dalam setiap siklus hidup.

Keenam,  Kerjasama dengan universitas dan LSM, inovasi dan pelibatan lintas sektor terbukti mampu meningkatkan cakupan program P2P; Ketujuh, pendampingan di tingkat desa baik perencanaan dan pelaksanaan menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada pencapain program; Kedelapan, perlu Koordinasi Lintas bidang untuk perencanaan DAK 2021 dan Mapping masalah serta data dukung untuk perencanaan DAK; Kesembilan, mengupayakan ketersediaan server disetiap kabupaten/kota; Kesepuluh, penerapan KTR di kabupaten/kota tidak hanya menilai ouput ketersediaan PERDA namun bagaimana monev dilakukan; Kesebelas, mapping kondisi peralatan pendukung program PTM yang telah dialokasikan melalui DAK, perlu ditindaklanjuti dengan Monev untuk menjadi dasar pengusulan kebutuhan berikutnya;  Keduabelas Penerapan PP no.64 tahun 2019 tentang PNBP yang berlaku di Kemenkes mutlak dilaksanakan oleh UPT di lingkungan P2P; Ketigabelas, pelaksanaan pasal 5 ayat 2 PP no.64/2019 perlu diatur dalam peraturanpelaksana turunannya untuk menghindari pungli; dan Keempatbelas, melaporkan 11 kasus jiwa Puskesmas melalui SIMKESWA; dan terakhir Kelimabelas, upaya promotif dan preventif  disekolah agar menjalankan penyuluhan keswa.

Direktur Jenderal P2P, dr. Anung Sugihantono, M.Kes pada penutupan menekankan beberapa hal dalam sambutannya dihadapan para peserta Rakontek baik pusat maupun daerah bahwa Pertama, apa yang telah kita rumuskan bersama, yang nanti akan jadi instrumen di dalam penyusunan rencana aksi di daerah, mari kita kerjakan, mari kita tindak lanjuti. Mari kita jalankan bersama-sama. Jangan sudah lengkap, sudah bagus, detail, tapi tidak ada kelanjutannya; Kedua, manakala dalam implementasi dari apa yang telah kita rumuskan ini, baik di pusat maupun di daerah, ada permasalahan, ada hambatan, mari kita atasi bersama-sama. Di sini diperlukan koordinasi  dan sinergi  yang baik untuk mengatasi masalah dan hambatan itu; Ketiga, lima tahun mendatang, tahun demi tahun di mana ukuran akan diberikan, statistik akan ditunjukkan, maka kepada para Para Pejabat/staf pengelola program provinsi dan kabupaten/ kota, rujukannya, benchmark-nya adalah angka nasional. Kalau misalnya target cakupan Imunisasi dasar lengkap adalah 93 % ditingkat Nasional, provinsi Saudara harusnya jauh lebih tinggi, Kabupaten juga harus lebih tinggi dari provinsi dan begitu juga dengan puskesmas harus lebih tinggi dari kabupaten/kota, berusahalah, meningkatkan cakupan IDL sampai sama dengan angka nasional, syukur-syukur lebih baik lagi. Demikian juga untuk pencapaian target program lain, pastikan provinsi Saudara sama dengan itu, atau lebih. Kalau masih ada kurang, bisa saja kurang, karena kondisinya berbeda-beda antara satu provinsi dengan provinsi yang lain, berusahalah agar memenuhi angka pada tingkat nasional.

Lanjut Dirjen Anung, Keempat, ukuran keberhasilan dari apa yang kita rumuskan telah dirumuskan dalam RPJMN dan nantinya akan dituangkan dalam Renstra Kementerian Kesehatan dan RAP ditjen P2P, kerja keras kita selama empat hari ini, yang akan berbentuk rencana aksi, adalah manakala rakyat di lapisan paling depan itu merasakan perbaikan, merasakan perbedaan ke arah yang lebih baik. Semua ini adalah, bukan tujuan akhir, ini instrumen, ini alat, ini cara, sampai betul-betul rakyat kita merasakan kesehatannya lebih baik; Kelima, Rakerkesnas dan Rakontek ini telah menyepakati untuk memperkuat upaya promotif dan preventif, untuk itu mari kita gaungkan lebih lagi upaya ini. Gunakan cara baru, segala sumber daya, teknologi informasi termasuk media sosial. saat ini sudah ngetrend tik tok, tidak ada salahnya saudara menggunakan media ini untuk menyampaikan pesan-pesan pencegahan dan pengendalian penyakit; Keenam, untuk admistratif semua dokumen dalam kegiatan ini saya minta didokumentasikan dengan baik dan akan kita gunakan untuk evaluasi yang akan kita laksanakan di akhir tahun kegiatan; dan terakhir Ketujuh untuk menghadapi permasalahan dan tantangan dalam pembangunan Kesehatan, marilah tetap optimis.

“Saya harus mengatakan berkali-kali, saya, meskipun menyadari banyak masalah yang kita hadapi dan harus kita pecahkan, carikan solusinya” ucap dr. Anung diakhir sambutannya.

Pada Rakontek 2020 selain melakukan Rapat Koordinasi Teknis terkait program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, seluruh peserta juga diharuskan untuk melakukan Tes Kebugaran, Viceral Fat, dan Deteksi Dini Penyakit Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM), serta Kesehatan Jiwa. Dimana hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Tes kebugaran : peserta 127 orang, dengan jumlah terbanyak dari dinkes  sebanyak 74 % (93 org), KKP 20 % (25 org) sisanya dari pusat, tidak satupun peserta yang status bugarnya baik sekali,23 % baik, 71 % cukup dan 6 % kurang dan Viceral Fat : Excesive 56,1 % dan Healthy 49,9 %.

2. Deteksi Dini penyakit dan Faktor Risiki PTM, jumlah yang di tes sebanyak 271 peserta dengan hasil:

  • 57% laki-laki dan 48 % perempuan umur 40-59 tahun obesitas
  • 70% laki-laki dan 79 % perempuan umur 40-59 tahun gula darah normal
  • 60% laki-laki dan 53 % perempuan umur 40-59 tahun memiliki tekanan darah normal
  • Peserta Laki-laki : Sebagian besar sudah bisa mengelola faktor risiko PTM namun  36 % peserta kurang aktivitas fisik, 29 % kurang konsumsi sayur, 14 % merokok dan 1 %  konsumi alkohol
  • Peserta perempuan : sebagian besar sudah bisa mengelola factor risiko PTM namun  23 % peserta kurang aktivitas fisik, 30 % kurang konsumsi sayur, 2 % merokok dan tidak ada yang konsumi alkohol.
  • Pemeriksaan HIV : 100 % Non reaktif
  • Pemeriksaan Hepatitis : 1 % reaktif Hepatitis B dan 100 % non reaktif hepatitis C

3. Layanan Kesehatan Jiwa : 205 ikut Tes, 27 % ODMK dan 8 % (16 orang) Gangguan Jiwa (1 orang Post Traumatic Stress Disorder, 3 orang Depresi, 6 orang Gangguan Penyesuaian dan 6 orang Gangguan Cemas).