Kota Malang menjadi Kota Air Minum dengan Aman

Pada (19/03) adalah Memperingati Hari Air Sedunia ditahun 2023, yang sebenarnya Hari Air Sedunia diperingati pada tanggal dan hari 22 Maret 2023. Kementerian Kesehatan memilih Kota Malang Provinsi Jawa Timur menjadi Tuan Rumah penyelengaraan acara tersebut. Dikarenakan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, salah satunya kebutuhan dasar berupa air minum. Pemkot Malang melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Tugu Tirta, sudah bisa menyediakan zona air minum prima (ZAMP). dengan bertema global “Accelerating Change: through Partnership and Cooperation“, Sedangkan Tema Nasional pada Hari Air Sedunia Tahun 2023 adalah “Komitmen Pemerintah Daerah dan Keterlibatan Perempuan dalam Pencapaian Air Minum Aman”

Penyelenggaraan Hari Air Sedunia ini, dihadiri Oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit “Dr. dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, Mars” , wali kota malang “Drs. H. Sutiaji”, ketua penyelengara acara hari air sedunia Direktur Direktorat Penyehatan lingkungan “dr. Anas Ma’ruf, M.K.M” dan Kepala Dinkes Provinsi Jawa Timur “Dr. dr. Erwin Astha Tritono, Sp.Pd, K-PTI” beserta pejabat struktural yang ikut memeriahkan acara Hari Air Sedunia, yang bersamaan dengan kegiatan Car Free Day di kota Malang.

Sebelum Dirjen P2P dan Walikota Kota Malang memberi pesan dan kesan mengenai Hari Air Sedunia, Direktur Penyehatan Lingkungan “dr. Anas Ma’ruf, M.K.M”  menyampaikan laporan Acara Hari Air Sedunia tahun 2023 yang bertujuan untuk peringatan air sedunia adalah meningkatkan kepedulian stakeholder dalam rangka penyediaan air minum aman karena kita tahu bahwa belum seluruh wilayah Indonesia dapat menyediakan air minum aman sampai detik rumah tangga, survei tahun 2020 baru 11,8% akses air yg dinikmati seluruh rakyat  Indonesia, bertujuan kedua adalah meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam penyediaan air minum yg aman bagi masyarakat, tujuan yang ketiga meningkatkan kepedulian perempuan dalam air minum yang aman dan tujuan yang ke empat adalah bersama-sama melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dalam air minum yang aman. Karena Kota Malang merupakan kota yang berhasil menerapkan zona air minum prima. Ujar Direktur Penyehatan Lingkungan.

Sementara Walikota Malang, Drs. H. Sutiaji menyampaikan dengan pemenuhan air baku di Kota Malang menjadi fokus pemerintah daerah saat ini dan untuk saat ini kebutuhan tersebut telah terpenuhi di Kota Malang. Walikota Malang berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Jenderal Pencegahan dan pengendalian Penyakit yang terus mendorong untuk memberi keyakinan terhadap Kota Malang.

Sedangkan Dirjen P2P dikesempatannya juga menyampaikan untuk tidak lupa mengapresiasikan kepada Bapak Walikota Malang dan Perumda Tugu Tirta Kota Malang yang sudah komitmen dalam melaksanakan penyediaan air minum aman untuk masyarakat dan ini bisa menjadi pembelajaran dan percontohan nasional. Sekaligus ajang advokasi kepada Kementerian/Lembaga/Lintas Sektor/mitra untuk memiliki komitmen untuk mewujudkan air minum aman serta Pemerintah Daerah lainnya dapat mengikuti untuk dapat mempunyai komitmen seperti kota malang dalam penyediaan air minum aman. Begitu juga mengapresiasi kepada peran ibu-ibu penggerak PKK dari tingkat Nasional hingga ke tingkat rumah  tangga, Dharma Wanita Persatuan, serta seluruh ibu-ibu yang selalu  semangat dan mengingatkan pentingnya meminum air yang aman dan berupaya menjaga kualitas air di rumah dengan melaksanakan  pengelolaan air minum rumah tangga (PAMRT). Dirjen P2P memberi arahan agar kita semua menjaga kualitas air baku sebagai sumber air minum supaya tidak tercaemar baik oleh agen biologi, fisika maupun kimia. Diantaranya dengan melakukan Stop Buang Air Sembarangan (SBS), pengelolaan sampah dan limbah cair dengan aman.  Selama ini buang air besar sembarangan menjadi salah sumber pencemaran air baku oleh bakteri e coli dan salmonella. 

Akses air yang aman sangat penting bagi Kesehatan, Sebesar 58% kejadian diare dapat dikaitkan dengan buruknya akses air minum (34%), sanitasi (19%), dan hygiene yang buruk (20%). Sementara itu, sebesar 15% kejadian stunting disebabkan karena diare yang berkelanjutan. Sehingga, buruknya akses air minum, sanitasi, dan hygiene berkontribusi sebesar 15% terhadap kondisi malnutrisi anak. Intervensi dengan meningkatkan akses air minum, sanitasi, dan higiene yang layak dapat secara efektif mengurangi tingkat kematian akibat diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya. Untuk memastikan air minum aman bagi masyarakat, Kementerian Kesehatan melakukan pengawasan eksternal dan surveilans kualitas air minum untuk memastikan air minum aman sampai ke rumah tangga. Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga sebagai kelanjutan dari Survei Kualitas Air Minum Tahun 2020 dilakukan secara rutin setiap tahun. Pada Tahun 2023, surveilans kualitas air minum akan dilakukan di 334 Kabupaten/Kota dan 4.868 Puskesmas.

Dalam Kick Off Pelaksanaan Air Minum Rumah Tangga dan Ceremonial Minum Bersama dengan masyarakat Kota Malang telah diresmikan oleh Dirjen P2P, Direktur Dit, Penyehatan Lingkungan, Walikota Malang, Ketua Umum HAKLI dan Kadinkes Jawa Timur. (CRP/NSH)

Kementerian Kesehatan tidak menerima suap dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun. Jika terdapat potensi suap atau gratifikasi silahkan laporkan melalui HALO KEMENKES 1500567 dan https://wbs.kemkes.go.id

Berita Terkait lainnya >

Posting Terbaru >