Kota Bontang satu-satunya wilayah yang mewakili Kalimantan Timur menjadi Pilot Project Teknologi Wolbachia untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Alasan Bontang terpilih menjadi pilot project mewakili Kalimantan Timur lantaran menjadi salah satu kota dengan jumlah kasus Dengue (DBD) yang cukup tinggi dan adanya kasus kematian di Tahun 2023. Hal ini juga sesuai dengan Kepmenkes Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Priject Teknologi Wolbachia di 5 kota yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang,
Wolbachia adalah bakteri alami, simbion yang umum ditemukan di hewan arthropoda, dengan mekanisme menghambat replikasi virus dengue yang diperankan oleh Wolbachia. Hasil penelitian tersebut mampu menurunkan 77% incidence rate (IR) Dengue dan mengurangi masuk RS sebesar 86%. Dimana Nyamuk ber-Wolbachia yang dilepas ini nantinya akan kawin silang dengan nyamuk Aedes Aegypti pembawa DBD. Setelah kawin silang ini, akan menghasillkan keturunan nyamuk ber-Wolbachia.

Teknologi ini juga sudah berbasis bukti. Berbasis ilmiah yang dikembangkan Universitas Gajah Mada bekerja sama dengan Yayasan Tahija dan Monesh University selama kurang lebih 10 tahun.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr.dr. Maxi Rein Rindonuwu, DHSM., MARS, pada Rabu (14/6) berkesempatan melakukan Kunjungan Kerja ke Kota Bontang dalam rangka Koordinasi Kesiapan Implementasi Pengendalian DBD dengan Nyamuk Berwolbachia untuk memastikan kesiapan Pemerintah Kota Bontang dalam hal pelepasan nyamuk Wolbachia sebelum program ini dilaksanakan lebih awal pada akhir tahun 2023.

Lebih lanjut dikesempatannya Dirjen Maxi juga turut menekankan agar keberhasilan pilot project teknologi Wolbachia ini dapat terwujud, berjalan dengan baik dan bisa diterima oleh masyarakat, maka diperlukan komitmen kepala daerah dengan seluruh lintas sektor, dan lintas program terkait.
“Saya percaya Kota Bontang memilik komitmen yang tinggi untuk mewujudkan terlaksana pilot project ini, bahkan sebelum ditetapkannya 5 kota pilot project ini, Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Kesehatan Kota Bontang berinisiatif untuk lebih dahulu melakukan studi banding ke Yogyakarta, dan komitmen ini dibuktikan juga dengan kemandirian penganggaran melaui APBD Kota Bontang,” ungkap Dirjen Maxi.

Sementara, Sekretaris Daerah Kota Bontang, Aji Erlynawati mengatakan kejadian sebaran kasus DBD hampir di semua kelurahan dengan harapan nyamuk berwolbachia dapat menekan jumlah kasus demam berdarah yang ada di Kota Bontang.
“Kota Bontang siap menyukseskan pilot project nyamuk berwolbachia yang rencana launching pada bulan Agustus 2023. Pada saat ini, dapat kita tetapkan komitmen bersama anggota lintas sektor, swasta dan masyarakat dalam pengendalian DBD dengan implementasi nyamuk aedes aegypti berwolbachia di Kota Bontang,” jelas Aji Erlynawati.

Dikesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang drg. Toetoek Pribadi Ekowati menjelaskan strategi penanganan nyamuk ber-Wolbachia ini akan dilakukan sebanyak dua tahap. Pada tahap pertama akan dilakukan di enam kelurahan. Meliputi Gunung Telihan, Gunung Elai, Kanaan, Belimbing, Api-Api, dan Bontang Baru. “Delapan kelurahan lainnya menyusul. Untuk saat ini kami juga sudah melakukan sosialisasi. Target kami Juli sudah selesai dan sekali pelatih kader,” katanya.
Dalam mendukung terlaksananya Pilot Project Wolbachia di Kota Bontang, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal P2P menyiapkan dukungan anggaran untuk kota Bontang diantaranya: 1) OJT Pelatihan Kader sebanyak 2 kali di Kota Bontang; 2) Telur Wolbachia yang akan dikirim ke Kota bontang melalui B2P2VRP Salatiga; 3) Ember Wolbachia yang akan segera di distribusikan; 4) Monitoring Quality Assurance yang dilakukan BBTKLPP Banjarbaru; dan 5) Quality Control program akan dilakukan oleh Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Dengan dukungan tersebut, Dirjen Maxi berharap agar jajaran Pemerintah Kota Bontang dapat menyiapkan koordinator kader lapangan dan kader masyarakat, pertemuan tingkat kecamatan, dan launching implementasi Wolbachia di Kota Bontang.
“Saya berharap dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengendalian vektor nyamuk, dan memanfaatkan pencegahan dengan inovatif nyamuk berwolbachia ini sebagai pencegahan Dengue, mari kita bersama-sama dapat meningkatkan tujuan pemerintah Indonesia yaitu mewujudkan Indonesia Bebas Dengue,” ujar Dirjen Maxi diakhir sambutannya.

Dikesempatan tersebut dalam rangka penguatan lintas sektor, swasta dan masyarakat dalam pengendalian DBD dengan implementasi nyamuk aedes aegypti Ber-Wolbachia di Kota Bontang dilakukan juga penandatanganan Komitmen Ber-Wolbachia Serentak di Kota Bontang (BAWIS) oleh Pemkot Bontang, Forkopimda dan stakeholder lainnya dengan disaksikan Direktur Jenderal P2P. (ADT/SSH/CRP)