Jakarta (21/1) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Anung Sugihantono, M.Kes membuka acara pertemuan Joint External Monitoring Mission (JEMM) On TB and HIV program 2020 di Hotel Ayana Jakarta, didampingi direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, turut hadir Dr. Jamie Uhrig and all reviewers of the Joint External Monitoring Mission for AIDS program, Dr. Paul Nunn and all reviewers of the Joint External Monitoring Mission for TB program Para Pejabat Eselon-2 dan 3 dari jajaran Kementerian dan Lembaga, Para Pakar dan Wakil-wakil Lembaga Swadaya Masyarakat/ Komunitas.

dr. Anung dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak/ Ibu dari jajaran kementerian/ lembaga dan jajaran lintas program Kemenkes yang telah mendukung pelaksanaan JEMM tahun 2020 ini.
Pemerintah Indonesia bersama seluruh masyarakat mempunyai komitmen kuat untuk mencapai eliminasi Tuberkulosis dan Ending AIDS tahun 2030 dengan pendekatan multi-sektoral. Komitmen ini juga telah dinyatakan oleh Delegasi Indonesia pada berbagai pertemuan regional dan global di dunia. Selain itu, sasaran-sasaran program Tuberkulosis dan AIDS juga tercantum pada dokumen-dokumen perencanaan seperti RPJMN dan Renstra Kemenkes.
Berbagai kegiatan juga telah dilaksanakan untuk mendapatkan dukungan semua pihak. Antara lain, High Level Meeting on Multi-sectorial Synergy to End TB yang diselenggarakan pada bulan Desember 2019 dan ASEAN Cities’ Getting to Zeroes bulan Oktober 2019. Penyelenggaraan pertemuan-pertemuan ini menunjukkan bahwa Indonesia bertekad keras untuk mewujudkan Ending TB dan Ending AIDS 2030. Pendekatan multi sektoral dalam Penanggulangan Tuberkulosis dan AIDS dilakukan di setiap tingkatan administrasi baik lokal, daerah maupun nasional.

Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Dalam Negeri mengundang dan mendorong seluruh Kepala Pemerintah Daerah agar mencapai semua sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal terkait Pengendalian Tuberkulosis dan Pengendalian AIDS.
Pertemuan JEMM 2020 dimaksudkan untuk melakukan analisis secara independen, komprehensif dan mendalam tentang situasi TB dan AIDS serta upaya pengendalian TB dan AIDS, termasuk tinjauan kebijakan dan perencanaan, kemajuan dan tantangannya. Dengan demikian, diharapkan JEMM 2020 ini dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan Program Tuberkulosis dan AIDS. Selain itu, rekomendasi juga diperlukan agar ada peningkatan perhatian pada upaya pengendalian Tuberkulosis dan AIDS oleh semua sektor dengan komitmen politis yang tinggi.

Dewasa ini Pengendalian Tuberkulosis dilaksanakan di 9.700 Puskesmas dan 1.404 Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta di seluruh Indonesia. Sedangkan Pengendalian AIDS dilaksanakan di 34 provinsi dan di 453 kabupaten/kota. Semua pasien Tuberkulosis dan AIDS dapat memperoleh layanan pengobatan dan rujukannya. Untuk Tuberkulosis disediakan obat Tuberkulosis sampai sembuh dengan obat yang disediakan Pemerintah. Alat diagnosis dan logistik untuk pemeriksaan Tuberkulosis juga tersedia di semua fasilitas pelayanan kesehatan. Penggunaan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) semakin meluas distribusinya dari waktu ke waktu. Dewasa ini ada 916 mesin TCM yang tersebar di seluruh 34 Provinsi, 878 Faskes di 478 Kabupaten/ Kota. Untuk mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan peran dan dukungan masyarakat dalam pengendalian Tuberkulosis diterapkan pendekatan Public Private Mix
Sedangkan untuk ODHA, Pemerintah menyediakan obat ART gratis untuk seterusnya, untuk AIDS, telah dilaksanakan program Test and Treat All. Upaya lain adalah (1) Semua kasus positif HIV segera diobati pada hari ditemukan, (2) Hasil pemeriksaan CD-4 tidak menjadi kriteria pengobatan, (3) Dilakukan notifikasi pasangan, dan (4) Pemeriksaan viral load dilakukan setiap 6 bulan untuk menentukan efektivitas pengobatan, dan (5) Dilakukan pula Akselerasi Pengobatan HIV agar cakupan pengobatan ART dapat meningkat dari 18% tahun 2018 dan meningkat menjadi 20% pada September 2020.
Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mencapai eliminasi Tuberkulosis dan AIDS 2030 adalah sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs). Saat ini, Kementerian Kesehatan semakin memperkuat Penanggulangan Tuberkulosis dan AIDS dengan finalisasi dokumen Strategi Nasional untuk Tuberkulosis dan AIDS tahun 2020-2024 dengan melibatkan seluruh jajaran lintas sektor, termasuk memperkuat penerapan pendekatan People Centered Framework atau pelayanan kesehatan berpusat pada pasien.
Diakhir penutupan sambutan dr. Anung berpesan, kepada seluruh peserta pertemuan khususnya dari delegasi luar negeri untuk menikmati keindahan juga kuliner yang ada di Indonesia.