Imunisasi Lengkap Indonesia Sehat

Pekan Imunisasi Dunia merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan pada minggu ke 4  bulan April setiap tahunnya. Kegiatan ini juga dilaksanakan oleh lebih dari 180 Negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan fokus pada  tindakan kolektif yang diperlukan dalam menjamin setiap orang terlindungi dari penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi (PD3I). Tahun 2019 kali ini Puncak Peringatan Pekan Imunisasi Dunia dilaksanakan, pada (23/4) di Auditorium Siwabessy Kantor Kementerian Kesehatan RI Jakarta.

Pada puncak peringatan Pekan Imunisasi Dunia 2019 dilakukan pemberian anugerah penghargaan kepada Profesi dan Jurnalistik Media yang telah berdedikasi untuk program imunisasi dan Talkshow tentang Imunisasi Lengkap Indonesia Sehat bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia yang mengusung Tema PID 2019.

Dalam laporan pelaksanaan, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes menyampaikan bahwa tujuan dari Kegiatan Pekan Imunisasi Dunia Tahun 2019 adalah untuk menunjukkan nilai penting dan manfaat vaksin untuk kesehatan anak dan masyarakat Indonesia, membangun kemajuan dan investasi program imunisasi dalam mengatasi kesenjangan serta menyampaikan bahwa imunisasi rutin sebagai dasar untuk sistem kesehatan yang kuat.

Lebih lanjut dr. Anung mengatakan bahwa tema yang diangkat pada Peringatan Pekan Imunisasi Dunia tahun ini adalah Imunisasi Lengkap Indonesia Sehat, dengan pesan kunci antara lain meluruskan informasi yang tidak benar tentang imunisasi, memobilisasi semua sumber daya yang ada untuk mensosialisasikan manfaat imunisasi dan pastikan vaksin mudah didapat dan mudah dijangkau di seluruh masyarakat serta meningkatkan pelayanan imunisasi yang bermutu dan merata.

Di kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg. Oscar Primadi, MPH menyampaikan sambutan Menteri Kesehatan RI bahwa tema tersebut dipilih karena dewasa ini kita masih harus melanjutkan upaya kita untuk mewujudkan pelayanan imunisasi yang bermutu dengan cakupan yang tinggi dan merata di seluruh Tanah Air. Selain itu, kita harus tetap mempertahankan Indonesia Bebas Polio menuju tercapainya eradikasi polio global, mempertahankan Eliminasi Tetanus Neonatorum dan Eliminasi Campak serta mewujudkan terkendalinya penyakit Rubella tahun 2020.   

Kita merasa bangga karena  dalam 4 dasa warsa terakhir kita berhasil mencapai eradikasi Cacar tahun 1974, eradikasi Polio tahun 2014, dan eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal tahun 2016. Selain itu, kita juga  bersyukur karena kita telah melengkapi Program Imunisasi dengan antigen-antigen yang dapat mencegah berbagai  penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), seperti Campak, Difteri, Tetanus, Pertusis, Polio, Hepatitis B, Meningitis, Pneumonia dan Japanese Encephalitis. Namun kita masih  harus bekerja keras dan bekerja cerdas untuk meningkatkan cakupan, jangkauan, dan kualitas pelayanan imunisasi agar tidak muncul lagi kasus-kasus atau Kejadian Luar Biasa PD3I, kata Menkes

Berbagai tantangan tantangan masih kita hadapi dalam pelaksanaan program imunisasi antara lain masalah pasokan vaksin, manajemen rantai dingin vaksin, layanan imunisasi yang harus ditingkatkan kualitasnya, adanya isu negatif tentang vaksin dan kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat tentang manfaat imunisasi. Namun Menkes mengajak agar tantangan-tantangan ini harus kita sikapi dengan tepat dan sungguh-sungguh agar hambatan pada pelaksanaan program imunisasi dapat dihindari dan agar segenap Rakyat Indonesia terlindung dari PD3I.

Sebab, PD3I  bukan hanya dapat menimbulkan penyakit melainkan dapat berdampak pada kematian dan kecacatan. Karena itu, Program Imunisasi harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan mendapat dukungan dari seluruh jajaran pemerintah bersama masyarakat.

“Saya juga perlu mengingatkan bahwa jajaran kesehatan di garis depan yaitu jajaran Puskesmas dan jaringannya yang mencakup Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Bidan Desa, dan Posyandu sangat menentukan suksesnya Program Imunisasi,”ujar Menkes.

Oleh karena itu, seluruh jajaran kesehatan di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota harus memberikan perhatian besar dan dukungan penuh, agar pelaksanaan tugas segenap jajaran kesehatan di garis depan dapat berjalan baik dan lancar dengan  dukungan sumberdaya yang cukup dan sarana/ prasarana yang baik.  

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2018 ada sekitar 20 juta anak di dunia yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap, bahkan ada yang tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. Padahal Untuk mendapatkan kekebalan komunitas (herd Immunity)  dibutuhkan cakupan imunisasi yang tinggi (paling sedikit 95%) dan merata.  Akan tetapi,  saat ini masih banyak anak Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Bahkan ada pula anak yang tidak pernah mendapatkan imunisasi sama sekali sejak lahir.

Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) saja hingga 11 bulan tidak cukup untuk memberikan perlindungan yang optimal terhadap PD3I. Imunisasi lengkap adalah keadaan jika seorang anak memperoleh imunisasi rutin secara lengkap mulai dari IDL pada usia 0-11 bulan, Imunisasi Lanjutan berupa DPT-HB-Hib dan Campak Rubela pada usia 18 bulan, Imunisasi Lanjutan Campak Rubela dan TD pada Kelas 1 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah, dan Imunisasi Tetanus Difteri (Td) pada kelas 2 dan 5 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.

“Pada puncak peringatan PID tahun ini, saya perkenalkan istilah Imunisasi Rutin Lengkap, istilah ini dimakusdkan untuk menyempurnakan istilah yang kita kenal selama ini sebagai  Imunisasi Dasar Lengkap,” ujar Menkes

Dengan  penggunaan istilah baru ini, Menkes menghimbau kepada segenap pelaksana/ pengelola/ praktisi  program imunisasi, para  stakeholder  dan para penggiat imunisasi, termasuk kalangan pers untuk : 1) meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat vaksin dan pentingnya imunisasi rutin lengkap bagi kesehatan anak dan seluruh masyarakat dengan memberikan informasi yang benar tentang imunisasi; 2) membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi rutin lengkap sebagai dasar untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan; 3) membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya program imunisasi sebagai investasi dalam mewujudkan  bangsa yang sehat, bermutu, produktif, dan berdaya saing.

Kementerian Kesehatan tidak menerima suap dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun. Jika terdapat potensi suap atau gratifikasi silahkan laporkan melalui HALO KEMENKES 1500567 dan https://wbs.kemkes.go.id

Berita Terkait lainnya >

Posting Terbaru >