GHSA Ke-5 : Indonesia Prioritaskan Kesehatan Dalam Agenda Pembangunan Nasional Untuk Mewujudkan Kemanan Kesehatan Global

Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tingkat Menteri Global Health Security Agenda (GHSA) Ke-5 yang dilaksankan pada 5 – 8 November 2018 di Nusa Dua Bali. Pertemuan yang dihadiri oleh lebih kurang 600 orang termasuk perwakilan delegasi dari 48 negara dirasa sangat tepat dan penting untuk membahas upaya penguatan kapasitas negara untuk mencegah risiko permasalahan kesehatan dan berpotensi terjadi di masa depan, serta berkaitan dengan keamanan kesehatan global.

Perkembangan pembangunan, teknologi, infrastruktur dan transportasi akan memudahkan akses dan mobilitas masyarakat untuk dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Kemajuan ini membawa dampak, bukan hanya mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat, namun bagaikan dua sisi mata uang, juga membawa implikasi terhadap peningkatan risiko ancaman kesehatan masyarakat.

“Indonesia selalu memprioritaskan kesehatan di dalam agenda pembangunan nasional. Kesehatan merupakan pilar penting dalam pengembangan ketahanan nasional,” tutur Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani, saat membacakan sambutan Presiden Republik Indonesia sekaligus mewakili presiden untuk membuka pertemuan tingkat Menteri Global Health Security Agenda (GHSA) Ke-5 di Nusa Dua, Bali, Selasa pagi (6/11).

Menko PMK, Puan Maharani menekankan pentingnya pendekatan multisektoral dalam memperkuat kapasitas nasional, regional juga global, melalui kerja sama antar negara terutama dengan mengadvokasi peran dan partisipasi pemerintah, bersama sektor swasta, dan organisasi sosial.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, menegaskan bahwa di tingkat global, tidak ada satupun negara yang bebas dari ancaman permasalahan kesehatan,apalagi dengan perubahan yang terjadi secara terus menerus, tentu mengharuskan setiap negara untuk lebih proaktif dan adaptif untuk menghadapi tantangan kesehatan global yang sangat beragam di masa mendatang.

“Seiring berjalannya waktu, dinamika dan interaksi berbagai faktor sangat mempengaruhi, misalnya mobilitas tinggi yang dihasilkan dari peningkatan transportasi, pariwisata dan ekonomi. Selain itu, perubahan iklim, penggunaan pestisida dan antibiotika yang berlebihan ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat juga dapat memperburuk ancaman terhadap kesehatan global,” terang Menkes Nila Moeloek.

GHSA merupakan sebuah inisiatif bersama dari negara-negara yang menginginkan dunia menjadi lebih dunia yang lebih aman dan tangguh dalam menghadapi munculnya emerging infectious disease outbreaks (penyakit infeksi menular baru) dan ancaman kesehatan masyarakat lainnya, seperti bahaya nuklir, kimia dan radioaktif.

Strategi kerja sama dalam GHSA difokuskan pada upaya penguatan kapasitas nasional setiap negara, khususnya dalam melakukan pencegahan, deteksi dan penanggulangan penyebaran penyakit. Sejak diluncurkan pada tahun 2014, GHSA telah mencapai kemajuan yang signifikan. Saat ini telah tercatat sebanyak 65 negara menjadi anggota GHSA.

“Merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi penyelenggara pertemuan tingkat menteri GHSA yang kelima di Nusa Dua Bali ini, karena menandai tonggak penting dalam sejarah dalam konteks upaya Indonesia untuk mempromosikan serta mewujudkan keamanan kesehatan global,” ucap Menkes Nila Moeloek.

Sementara itu dalam sambutannya, Secretary General Ministry of Health of Italy, selaku Chair of Steering Commitee GHSA, Giuseppe Ruocco, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang telah bersedia menjadi tuan rumah penyelenggaraan GHSA ke-5. Dalam sambutannya, Ruocco menekankan begitu pentingnya keamanan kesehatan global dan mustahil diwujudkan bila suatu negara hanya bergerak sendiri.

“Untuk itu, perlu komitmen dan dukungan negara-negara untuk bersama melakukan upaya multisektoral dalam rangka meningkatkan kapasitas negara dalam mengantisipasi ancaman kesehatan global,” tandasnya

Kementerian Kesehatan tidak menerima suap dan/atau gratifikasi dalam bentuk apapun. Jika terdapat potensi suap atau gratifikasi silahkan laporkan melalui HALO KEMENKES 1500567 dan https://wbs.kemkes.go.id

Berita Terkait lainnya >

Posting Terbaru >