Bontang Siap Luncurkan Nyamuk Ber-Wolbachia

Bontang (5/9), Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS bersama dengan Wali Kota Bontang Basri Rase dan Jajarannya, beserta Prof Adi Utarini Peneliti Universitas Gajah Mada menghadiri launching Implementasi Bawis (Berwolbhacia Serentak) yakni Inovasi Teknologi Penanggulangan DBD di Halaman Parkir Bontang Kuala, Kalimantan Timur. Dalam sambutannya, Bapak Walikota mengatakan Kepmenkes Nomor 01.07/Menkes/1341/2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia, menunjuk Kota Bontang sebagai satu-satunya kota di Provinsi Kalimantan Timur bahkan di Pulau Kalimantan yang mendapatkan kesempatan pertama dalam pilot project Wolbachia ini. “Kota Bontang merupakan kota ke-2 setelah Semarang yang melakukan launching dan rilis nyamuk ber-wolbachia,” tutur Basri. Beliau ingin mengetahui, apakah melalui wolbachia ini bisa efektif mengurangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bontang.

Sementara itu, Dirjen P2P Kemenkes RI, dr. Maxi mengapresiasi karena Wali Kota Bontang dengan cepat menangkap tujuan dari melepas nyamuk Wolbachia ini. “Kalau pak wali sudah tahu, ke bawahnya satu suara. Kita tahu bersama, DBD ini menjadi pembunuh, terutama usia anak-anak. Tiap tahun angka yang meninggal cukup banyak,” ujarnya. Maxi berharap tahun depan program Wolbachia ini bisa diperluas, dan seluruh kota bisa mengimplementasikannya. “Keberhasilan ini sangat tergantung pada kebiasaan kita dari lurah sampe kader yang disiplin mengganti ember. Semoga berhasil, lancar, dan bermanfaat untuk menurunkan demam berdarah sehingga kita wujudkan Bontang bebas demam berdarah dan Indonesia bebas demam berdarah,” Ungkapnya. Beliau juga merasa tersanjung karena sejak sosialisasi hingga Implementasi peran Pemerintah Kota Bontang sangat luar biasa dalam menyambut nyamuk Wolbachia ini.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan timur dr. H. Jaya Mualimin, Sp. KJ, M.Kes yang dalam hal ini mewakili Gubernur Kalimantan Timur pun mengatakan bahwa Wolbachia bukanlah sekedar inovasi namun juga harapan baru dalam upaya pemeberantasan DBD yang telah menjadi permasalahan serius. “Kesuksesan implementasi wolbachia tidak hanya bergantung pada teknologi semata melainkan juga pada kesadaran dan partisipasi aktif warga, mari kita tingkatkan kebersihan lingkungan, mendukung kegiatan sosialisasi dan melibatkan diri pada kegiatan pengawasan untuk memeastikan bahwa program ini berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang signifikan pada masyarakat.” Ungkapnya

Acara kemudian di lanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kemenkes RI dengan Pemerintah Kota Bontang, serta penyematan Rompi Wolbachia dan peletakan ember wolbachia di rumah warga. Kementerian kesehatan, telah menerbitkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue, yang akan dilaksanakan di 5 Kota yaitu Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang dan Kota Bontang. Kemudian ditambah Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng di Provinsi Bali. Kota Bontang terpilih menjadi pilot implentasi sehubungan dengan komitmen pemerintah yang kuat, manajemen program yang cukup 5 baik demikian pula partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang cukup tinggi. Selain itu kasus dengue yang masih banyak menjadi persoalan, sehingga keseluruhan aspek itu akan memberikan nilai pembelajaran yang baik bagi penguatan penanggulangan dengue baik pada tingkat provinsi maupun pada tingkat nasional. (SSH/CRP)