Jakarta, 27 April 2021
Sebanyak 12 Kabupaten/Kota mendapatkan sertifikat Eliminasi Malaria dalam rangka Puncak Peringatan Hari Malaria Sedunia Tahun 2021. Penyerahan sertifikat diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin kepada Bupati/Walikota, pada (27/4) di Auditorium Siwabessy Kantor Kementerian Kesehatan RI Jakarta.
Bupati/Walikota tersebut antara lain Walikota Tidore Kepulauan Maluku Utara, Walikota Lubuklinggau Sumatera Selatan, Bupati Pulang Pisau Kalimantan Tengah, Bupati Minahasa Utara Sulawesi Utara, Bupati Banggai Laut Sulawesi Tengah, Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan, Bupati Manggarai NTT, Bupati Manggarai Timur NTT, Bupati Bolaang mangondow Sulawesi Utara, Bupati Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Walikota Kupang NTT, dan Walikota Singkawang Kalbar.

Hari Malaria Sedunia diperingati setiap tanggal 25 April setiap tahunnya. Pada peringatan tahun ini dilaksanakan masih dalam situasi pandemi COVID-19 sehingga acara dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Acara Puncak dan Penyerahan Sertifikat Eliminasi Malaria hari ini diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi Kabupaten/Kota yang lain untuk semakin bersemangat mencapai Eliminasi Malaria di tengah situasi pandemi COVID -19 saat ini.
Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS dalam laporannya mengatakan ada beberapa tahapan yang dinilai untuk mencapai eliminasi malaria. Penilaian tersebut mencakup Self assesment atau penilaian sendiri tentang kesiapan kabupaten/kota untuk memenuhi 11 indikator dalam tools penilaian eliminasi malaria, dengan 3 indikator utama sebagai syarat mutlak, yaitu (1) Annual Parasite Incidence kurang dari 1 per 1000 penduduk, (2) Slide Positive Rate kurang dari 5 %, dan (3) tidak ada kasus indigenous. Tiga indikator tersebut harus dipertahankan selama tiga tahun berturut-turut.

Selanjutnya setelah Kabupaten/Kota siap untuk dilakukan penilaian, maka Bupati/Walikota yang bersangkutan mengusulkan penilaian kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan dilanjutkan penilaian oleh tim assesment penilaian eliminasi malaria di pusat secara independen.
Kemudian tahapan selanjutnya, kata dr. Maxi adalah dilakukan uji petik untuk memvalidasi dokumen assesment dan diikuti dengan sidang eliminasi oleh Komisi Penilaian Eliminasi Malaria untuk penentuan apakah kabupaten/kota tersebut telah memenuhi syarat eliminasi malaria.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam sambutannya Hari Malaria Sedunia dapat menjadi titik balik dalam memperkuat komitmen dalam mengeliminasi malaria dan pengukuhan Indonesia bebas malaria di tahun 2030.

“Kita memang mengharapkan Indonesia bebas malaria. Di tahun 2024 kita mengharapkan 405 dari 514 kabupaten sudah bebas malaria dan kita menargetkan tahun ini 345 kabupaten kota sudah eliminasi malaria,†katanya.
Indonesia sendiri merupakan negara tropis dimana banyak memiliki penyakit menular, dan malaria salah satu di antaranya. Banyak lagi penyakit menular lain seperti TBC yang sampai sekarang belum bisa kita selesaikan.
Untuk mengatasinya, Menkes Budi mengatakan sangat membutuhkan kerja sama yang baik dengan seluruh komponen bangsa, memanfaatkan seluruh modal sosial yang dimiliki untuk bisa mengeliminasi dan eradikasi seluruh penyakit menular yang ada di Indonesia.

Menurutnya, setiap penyakit menular membutuhkan perubahan atau implementasi dari protokol kesehatan. Implementasi protokol kesehatan ini harus dilakukan oleh seluruh rakyat di daerah.
Untuk menggerakkan seluruh rakyat membutuhkan bantuan sektor lain. Sebagai contoh untuk malaria ini harus ada protokol kesehatan untuk memastikan seluruh jentik-jentik nyamuk dan genangan-genangan air itu bisa teridentifikasi dan bisa tertangani dengan baik.

“Sama seperti penyakit menular lainnya, adalah penerapan dari protokol kesehatan. Masing-masing penyakit menular memang membutuhkan protol kesehatan yang berbeda-beda tapi intinya sama disiplin menerapkan protokol kesehatan,†ucap Budi.
Budi berharap eliminasi malaria yang dicapai kabupaten/kota tahun ini memberikan motivasi bagi wilayah yang belum berhasil.

“Mari kita bersama untuk menghadapi segala macam penyakit menular malaria dan termasuk yang paling berat pandemi COVID-19, dan sekali lagi saya tekankan untuk membutuhkan keterlibatan seluruh komponen masyarakat,†ucapnya.
Pada acara Puncak Hari Malaria Sedunia Tahun 2021 selain penyerahan sertifikat eliminasi malaria dilakukan juga Pembacaan Komitmen Pemeliharaan Daerah Eliminasi Malaria yang dibacakan oleh Walikota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara Ali Ibrahim dan Launching Website P2PTVZ oleh Menteri Kesehatan sebagai bentuk pengembangan media informasi Direktorat P2PTVZ terkait penyakit tularvektor dan bersumber binatang agar masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi dan bahan edukasi masyarakat.
Berita ini disiarkan oleh Humas Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI. Gedung Adhyatma, Lt.9, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Kuningan, Jakarta Selatan 12950.(ADT)